Tuesday, October 22, 2013

Kerajaan Aceh



Kerajaan Aceh
 
Sejarah kerajaan Aceh

Kerajaan aceh berdiri dan muncul sebagai kekuatan baru diselat malaka, pada abad ke-16 setelah jatuhnya malaka ke tangan Portugis. Para pedagang islam tidak mengakui kekuasaan portugis di malaka dan segera memindahkan jalur perniagaan ke bandar bandar lainnya diseluruh Nusantara. Peran malaka sebagai pusat perdagangan internasional digantikan oleh aceh selama beberapa abad. Diselat malaka, kerajaan Aceh bersaing dengan kerajaan johor di semenanjung malaysia.


Kehidupan politik
Kerajaan Aceh didirikan oleh Ali mughayat syah, adalah pediri kerajaan Aceh dan sekaligus sebagai raja pertamanya. Sebagai sebuah kerajaan , Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636)pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan, Aceh bahkan dapat menguasai johor, Pahang, kedah, perak di Semenanjung Melayu dan indragiri, pulau Bintan dan Nias.
Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu mengendalikan Aceh. Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani ( 1636-1641 ) Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675). Setelah itu Aceh terus mengalami kemunduran karena tidak lagi sultan yang kuat. Kerajaan Aceh tidak mempu bersaing dengan Belanda yang menguasai malaka pada tahun 1641.

Kehidupan Ekonomi
Kehidupan perekonomian yang utama dari masyarakat Aceh ialah perdagangan. Pada masa kejayaan aceh, perekonomian Aceh berkembang pesat. Penguasaan aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur sumatra banyak menghasilkan lada. Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah. Hal ini menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh sehingga perdagangan Aceh maju dengan pesat .


Kehidupan Sosial dan Budaya
Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis dititik sentral jalur perdagangan internasional di selat malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedagang islam. Terjadilah asimilasi baik dibidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan bermasyarakat, terjadilah perpaduan antara adat dan ajaran agama islam pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di aceh , 

yaitu Hamzah fansuri, syamsuddin as-sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari singkil. Sultan Iskandar muda menyusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.Dalam kehidupan sosial , di Aceh mencul dua golongan yang saling berebut pengaruh, yakni golongan teuku dan golongan Tengku. Golongan teuku adalah keum bangsawan yang memegang kekuasaan sipil. Adapun golongan tengku adalah kaum ulama yang memegang peranan penting dalam bidang agama.
            Dibidang budaya terlihat dari adanya bangunan masjid Baitturahman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

No comments:

Post a Comment