ANAK SEORANG PETANI SAMPAI MENJADI PENGUSAHA SUKSES

Jhalil adalah anak dari bapak Bunadin dan ibunya yaitu Buiya, yang berasal dari daerah Kampak Kec. Geger , Kab Bangkalan, Madura. Kedua orang tuanya itu hanya bekerja sebagai petani dan pedagang dan penghasilannya pun hanya cukup untuk dibeli beras dalam sehari tanpa adanya lauk pauk karena keluarganya itu berasal dari keluarga yang sederhana.

Jhalil adalah anak yang berbakti terhadap kedua orang tuanya, dia selalu menuruti perintah dan rajin membantu dalam pekerjaan orang tuanya , ketika itu jhalil masih berumur 7 tahun dan masuk SD , tak lama dia duduk di bangku SD , Jhalil harus berhenti sekolah demi perekonomian keluarganya yang semakin menurun. Tiap pagi waktunya anak seumuran dia pergi kesekolah tetapi jhalil sendiri pergi untuk mencari rumput  di sawah demi untuk membantu orang tuanya

Jhalil tidak pernah mengeluh atas apa yang dia alami , dia berpikir bahwa semua yang dilakukannya itu pasti akan ada hikmahnya. Setelah dia berumur 17 tahun jhalil bercita-cita ingin bekerja di luar negeri yaitu diMalaysia alasannya ingin melengkapi perekonomian keluarganya agar tidak terus menerus mengalami kekurangan dan mampu melunasi hutang keluarganya.

 Karena jhalil adalah anak satu-satunya , ibunya pun tidak mengizinkan dia untuk bekerja ke luar Negeri karena ibunya sangat menyayanginya dan takut akan terjadi hal buruk yang menimpanya ketika ia akan jauh dari dekapan ibunya. Sampai umur 18 tahun jhalil sangat berambisi untuk bekerja di Malaysia walaupun pada saat itu ia tidak mengerti berbicara bahasa Indonesia tapi semangatnya selalu mengobar pada dirinya.

Akhirnyapun Ibunya mengijinkannya untuk mengejar cita-citanya bekerja di luar negeri , setelah sampai dimalaysia jhalil hanya bekerja sebagai Kuli Bangunan yang gajinya hanya 5.000.00 tetapi jhalil tetap senang karena dengan kerja kerasnya dia mampu menghasilkan uang dan ia semangat untuk bekerja. Demi untuk menambah perekonimian keluarganya.

Tetapi hal naas menimpanya karena pada saat itu ada Operasian besar di Malaysia . jhalil yang baru 6 bulan bekerja di Malaysia harus ditangkap polisi dan diBuang ke negaranya tetapi bukan di Madura melainkan di kepulauan Riau yang jauh dari pemukiman warga , jhalilpun hanya pasrah dengan hidupnya yang tidak tau entah mau kemana kakinya akan melangkah .

Karena ketika itu masih belum mengenal HP untuk berkomunikasi. Jhalil hanya terus melangkah untuk mencari pekerjaan dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disana, Tak lama kemudian jhalil menemukan pekerjaan disana sebagai nelayan penangkap cumi-cumi, jhalil tidak tinggal dirumah yang megah atau mewah , atau juga bukan di tempat yang tidur di atas kasur dengan sebuah bantal . tetapi ia tinggal dihutan dengan ranting dan dedaunan bersama rekan- rekannya yang juga bekerja sebagai pelaut.

Baginya siang adalah waktu yang paling tercepat dalam hidupnya yang hanya sekilas , karena pada siang harinya dia hanya tinggal di hutan dan malam harinya dia bekeja di laut  untuk mencari cumi-cumi . kedua orang tuanya pun sangat mencemaskan anak satu-satunya itu yang kabarnya sudah hilang dan mengira kalau jhalil sudah meninggal sejak 3 bulan yang lalu. Tetapi buktinya jhalil masih bisa mempertahankan kehidupannya dengan pekerjaannya sebagai Nelayan.

Setelah 6 bulan dengan cara menabung akhirnya jhalil mampu untuk pulang ke daerahnya yaitu madura , setelah jhalil berada di dermaga kapal jhalil melihat seseorang yang sedang sendirian dan ia pun menemaninya dan mengajaknya mengobrol tentang hidupnya yang ia derita selama berbulan-bulan , dengan rasa simpati orang itu turut berpartisipasi Dan menolongnya untuk bisa pulang ke Daerahnya yaitu Madura dan karena dia seorang direktur di kedutaan malaysia yang hanya berlibur ke Riau setelah itu direktur menawarkan jhalil untuk bekerja di kedutaan malaysia tepatnya di PUTRA JAYA tempat dimana kediaman mentri Mahatir Muhammad singgah dan jhalil pun memulai pekerjaan barunya disana.